Rabu, 18 Juni 2014

Benarkah kita kehilangan 1000T?

Kemarin, saya sempat mempertanyakan tentang keabsahan data yang dilontarkan oleh pak Prabowo dalam debat putaran 2, tentang kebocoran 1000T. Saya bertanya-tanya, bagaimana beliau bisa melontarkan pernyataan tersebut. Bagaimana detail kebocoran yang dimaksud? Apakah memang kita masih punya potensi pendapatan negara sebesar itu?

Akhirnya, saya membaca kultwit yang disampaikan oleh @linchewei1, di beberapa point beliau agak keras mengkritisi data yang dikeluarkan pak Prabowo. Pada pengantar kultwitnya, Lin Che Wei menekankan bahwa yang dimaksud dengan kebocoran brarti hilangnya uang negara yang sudah ada dalam pendapatan negara, bukan pendapatan potensial yang belum masuk ke pendapatan negara. Logika sederhananya, ban bocor brarti ada kehilangan “angin” di dalam ban, bukan bicara tentang potensi “angin” yang ada di udara terbuka. Demikian jg dgn kebocoran keuangan negara. Kita hny bicara dana/uang yg berada dlm sistem keuangan negara bukan potensi 'opportunity loss' 

Berikut saya copy-kan kultwit dari beliau, semoga bisa memberikan pandangan dan wawasan kritis terhadap calon presiden kita.

TL tentang Mengurangi 'Kebocoran' Revenue Negara. Saya ingin menunjukan bagaimana angka yang dijabarkan Prabowo senilai Rp 1000 tr tdk logis

1.   Untuk sebagian besar negara kehilangan Revenue bisa berasal dari 'pencurian/korupsi', kesalahan pengukuran, utang tdk tertagih dsb.

2.   Kebocoran juga terjadi karena kurang pengawasan, monitoring maupun penggunaan dana yg tidak efektif (tdk tetap sasaran) & tdk efisien

3.  Memperbaiki kebocoran seharusnya meningkatkan cash flow yang tersedia untuk belanja pembangunan maupun efisiensi dari pemerintahan.

4.   Oleh sebab itu kita harus mengerti bahwa kebocoran tdk mungkin lebih besar dari pool yang ada. Secara singkat APBN kita adalah Rp 1842tr

5.    Prabowo mengatakan bahwa kebocoran (revenue leakage) mencapai sekitar Rp 1000 tr atau 54% dari total anggaran APBN. Ini tdk masuk akal.

6.  Secara Typical ada 3 Jenis Revenue Losses untuk Negara yaitu (1) Technical losses (2) Operational Loss dan (3) Asset Loss.

7. Pertama technical loss - kebocoran yang bersifat teknis - misalnya kebocoran ketika distribusi project/salah hitung atau perubahan asumsi

8.  Operational losses adalah kebocoran yang disebabkan oleh pencurian/korupsi, resource yang tidak terukur, claim yg tdk tertagih,

9.    Ketiga adalah Asset Loss adalah hilangnya asset-asset sumber daya Indonesia - misalnya ikan yg dicuri, illegal logging, illegal mining.

10. Ttg Technical loss. Apabila dua negara membuat suatu perjanjian dagang secara niat baik - maka dikemudian hari ada yg untung/rugi

11.  Misalnya negara A berjanji membeli barang selama 20 thn ke depan dari negara B dgn harga yang ditentukan. A bisa untung/rugi!

12.  Apabila dikemudian hari harga komoditas naik maka A sebagai penjual akan rugi, sebaliknya bila harga turun maka A sebagai penjual-rugi

13.  Technical loss seperti ini (krn perubahan harga) wajar dalam dunia bisnis. Jika kita rugi krn 'salah tebak arah' --salahkan phk lain?

14. Prabowo tanya di dalam debat - apabila kita berkontrak secara jangka panjang (dan sekarang dlm posisi rugi) apakah kita akan renegosiasi

15.  Harus dilihat secara cermat - kenapa kerugian terjadi. Apakah karena technical loss (perubahan harga) atau karena ada kecurangan/korupsi

16.  Sebagai contoh banyak 'loser' yang salahkan sekarang (ketika harga gas sdh tinggi) kenapa Gas dijual ke LN. Pdhl waktu kontrak gas murah

17. Disini harus dicermati bahwa 'kerugian' yang terjadi karena price movement tdk dapat dikategorikan sebagai 'kebocoran'!

18. Prabowo selalu berikan gambaran seakan-akan SDA kita 'dirampok' dan 'dijarah' oleh pihak luar negeri! Bedakan investor & rampok!

19. Illegal Mining, Illegal Logging, Illegal Fishing adalah rampok. Nmn Kontraktor Migas, Investor tambang yg dpt izin resmi adalah investor

20. Sekarang saya mau beralih ke operational loss (kebocoran operasional). Operational loss disebabkan karena korupsi/pencurian dan slh ukur

21.  Di dalam Operational Loss - Prabowo harus bercermin pada anggota koalisinya. Korupsi dana haji, Korupsi impor sapi, korupsi migas dll

22.  Meskipun begitu operational losses yg disebabkan oleh korupsi menurut hemat saya tdk akan mencapai ribuan trilliun. lihat cashflow

23. Untuk melihat kebocoran operasional berdasarkan cash flow kita bisa melihat jumlah defisit perdagangan. Import $186jt, Export $182jt

24.  Jadi defisit perdagangan senilai -USD 4jt. Jika operational leakage kita sampai 54% dr anggaran, cashflow(cadangan devisa) pasti kering

25. Sekarang saya akan bahas soal Asset Loss. Asset loss (hilangnya SDA, hilangnya minyak, hilangnya ikan, hilangnya hutan) mungkin terjadi!

26.  Cuma pertanyaanya berapa asset losses yang terjadi disebabkan karena pencurian (Tambang dicuri, Hutan dicuri, ikan dicuri)? Ini criminal

27.  Jika ingin mencegah asset losses - perkuat keamanan nasional (Polisi) polisi, polisi hutan, polisi perairan. Bukan dengan 'renegosiasi'

28. Asset kita tdk dicuri oleh Investor yang dapat izin secara resmi oleh negara dan seharusnya mendapatkan perlindungan.

29. Prabowo hidup di zaman kolonialisme & selalu mimpi jadi 'hero'.Sehingga harus mencari kambing hitam untuk jadi tokoh antagonis

30. Yang paling mudah adalah menyalahkan orang lain, menciptakan kesan semua penderitaan kita disebabkan karena 'kebocoran' yg rangkum visi

31.  Sehingga berdasarkan Teknikal losses (yang disebabkan karena perubahan harga) risiko dagang - tidak bisa dianggap kebocoran.

32. Operational losses yg justru jadi PR koalisi#1 - karena korupsi justru berada di lingkar-lingkar core koalisi prabowo. Brantas korupsi.

33.  Asset Loss harus diselesaikan dengan penguatan sistem keamanan dan sistem pengawasan. Penguatan polisi, polisi hutan dan polisi perairan

34.  Sekarang saya mau 'tutup' juga loophole terakhir yaitu potensi kerugian atau yang biasa disebut sebagai 'opportunity losses'.

35. Opportunity losses tidak dapat disebut sebagai "kebocoran'. Sebagai contoh jika di laut banyak ikan tapi kita tdk punya kapal u tangkap

36.  Kita tidak bisa mengatakan bahwa 'kebocoran' dari pendapatan di laut kita sama dengan jumlah ikan yang tidak tertangkap!

37. Kalau mau tangkap ikan banyak - harus punya kapal, harus punya awak, harus punya bbm, harus punya skill.

38. Berandai-andai - jika kita punya kapal, jika kita punya awak, jika kita punya bbm, teknologi. Tdk akan mengubah nasib!

39.  Prabowo hanya menjual mimpi tdk berdasar - dengan mengatakan andaikan ia jadi presiden ia akan dapat menutup kebocoran Rp 1000 tr.

40.  Ini bukti paling telak Prabowo membual. Lihat point 9b. Ini dari visi misi Prabowo. Asumsi belanja hanya 19% GDP

41.  Skg belanja kita sekitar 18% dari GDP. Jika benar Prabowo dapat tambahan uang dari tutup kebocoran. Belanja thd GDP yg +1000T jd 30%GDP

42.  Cerita Prabowo didebat soal tambahan duit dari hasil tutup kebocoran tdk match dengan asumsi di visi misi! Semua cuma angka karangan!

43.  Bagi rakyat awam - cerita Prabowo mungkin terlihat meyakinkan. Namun bagi org yg ngerti public finance tdk credible!

44.  Kesimpulan Teori Prabowo tentang kebocoran Rp1000T berdasarkan teori dan logic yg banyak bocornya!

45. Teori kebocoran ini sgt merugikan reputasi Pemerintah sekarang yg ironisnya dinakodai oleh Hatta Rajasa dan juga teman koalisinya!

Itulah kultwit dari @linchewei1, bila ada maksud yang belum jelas, silakan ditanyakan pada akun yang bersangkutan, karena saya bukanlah seorang ekonom. Saya hanya ingin menambah wawasan, pandangan kritis berdasarkan data dan fakta, bukan hanya melulu asumsi belaka.

Sebagai penutup, mengutip pernyataan mbah Sujiwo Tedjo “Pemimpin diktator menghilangkan harapan, tetapi menabikan pemimpin menghilangkan nalar”. Salam.  

Tidak ada komentar: